Sabtu, 28 Mei 2011

Apa yang Anda inginkan dari sebuah museum?

Seorang direktur sebuah museum di Jepang menuliskan keinginannya mengenai sebuah museum. Saya membaginya untuk Anda. Tampaknya apa yang diinginkannya tidak jauh berbeda dengan apa yang saya impikan untuk museum di Indonesia. Adakah yang akan bersama-sama mewujudkannya?

This is the Kind of Museum I Want to Make!

A museum that is interesting and which relaxes the soul
A museum where much can be discovered
A museum based on a clear and consistent philosophy
A museum where those seeking enjoyment can enjoy, those seeking to ponder can ponder, and those seeking to feel can feel
A museum that makes you feel more enriched when you leave than when you entered!

To make such a museum, the building must be…
Put together as if it were a film
Not arrogant, magnificent, flamboyant, or suffocating
Quality space where people can feel at home, especially when it’s not crowded
A building that has a warm feel and touch
A building where the breeze and sunlight can freely flow through

The museum must be run in such a way so that...
Small children are treated as if they were grown-ups
The handicapped are accommodated as much as possible
The staff can be confident and proud of their work
Visitors are not controlled with predetermined courses and fixed directions
It is suffused with ideas and new challenges so that the exhibits do not get dusty or old, and that investments are made to realize that goal

The displays will be…
Not only for the benefit of people who are already fans of Studio Ghibli
Not a procession of artwork from past Ghibli films as if it were “a museum of the past”
A place where visitors can enjoy by just looking, can understand the artists’ spirits, and can gain new insights into animation
Original works and pictures will be made to be exhibited at the museum
A project room and an exhibit room will be made, showing movement and life (Original short films will be produced to released in the museum!)
Ghibli’s past films will be probed for understanding at a deeper level

The cafe will be…
An important place for relaxation and enjoyment
A place that doesn’t underestimate the difficulties of running a museum cafe
A good cafe with a style all its own where running a cafe is taken seriously and done right

The museum shop will be…
Well-prepared and well-presented for the sake of the visitors and running the museum
Not a bargain shop that attaches importance only to the amount of sales
A shop that continues to strive to be a better shop
Where original items made only for the museum are found

The museum’s relation to the park is…
Not just about caring for the plants and surrounding greenery but also planning for how things can improve ten years into the future
Seeking a way of being and running the museum so that the surrounding park will become even lusher and better, which will in turn make the museum better as well!

This is what I expect the museum to be, and therefore I will find a way to do it

This is the kind of museum I don’t want to make!
A pretentious museum
An arrogant museum
A museum that treats its contents as if they were more important than people
A museum that displays uninteresting works as if they were significant

Ghibli Museum, Mitaka
Executive Director
Hayao Miyazaki
Sumber: http://www.jumpsuitsandteleporters.com/post/3865168689/this-is-the-kind-of-museum-i-want-to-make

Senin, 23 Mei 2011

PENDIDIKAN GEOLOGI DI MUSEUM KEGEOLOGIAN

Oleh: Julianty M

Museum dan perpustakaan dewasa ini menjadi ciri bagi kota-kota modern, khususnya di negara-negara maju. Kedua lembaga tersebut mencerminkan tingkat keterpelajaran masyarakat tempat museum dan perpustakaan tersebut berada. Dengan demikian museum erat kaitannya dengan dunia pendidikan, bahkan menjadi sarana bagi pendidikan itu sendiri. ICOFOM mendefinisikan pendidikan di museum (museal education)  sebagai serangkaian nilai, gagasan, pengetahuan dan praktik yang bertujuan meningkatkan perkembangan (pengetahuan – pen.) pengunjung. Lebih khusus lagi, pendidikan di museum berhubungan dengan mobilisasi pengetahuan yang berasal dari museum (ICOFOM).

Bagaimana sebenarnya penyelenggaraan pendidikan di museum dijalankan?

Pendidikan di  museum dilakukan melalui objek (koleksi) yang disusun dalam sebuah sistem tata peragaan, dan menurut Rebbert (2007) museum memberikan kesempatan kepada para pembelajar untuk melakukan perjumpaan dengan objek secara nyata (koleksi museum). Para edukator di museum menyusun objek dan mengelompokkannya berdasarkan berbagai kategori kemudian memberinya interpretasi sehingga objek tersebut memiliki nilai informasi dan menjadi informasi bagi siapa saja yang mengamatinya.  Yang perlu dipahami adalah bahwa museum bukanlah lembaga pendidikan formal melainkan lembaga pendidikan informal.

Pendidikan formal diselenggarakan secara klasikal (di dalam kelas)di sekolah dan memiliki kurikulum, standar kelulusan serta tenaga pengajar (guru) yang memiliki kompetensi di bidang/mata pelajaran yang diajarkan. Pendidikan informal diselenggarakan di luar sekolah, di antaranya dalam keluarga, dalam organisasi sosial kemasyarakatan, di museum dan di perpustakaan. Pada pendidikan informal para pembelajar bergerak bebas mencari informasi yang dibutuhkannya, dan para pembelajar dapat lebih santai belajar karena tidak ada tekanan harus menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah, atau keharusan lulus ujian dan lain sebagainya.
Koleksi geologi yang ada di Museum Geologi di Bandung maupun di museum-museum kegeologian lainnya di lingkungan KESDM memiliki nilai penting bagi pendidikan geologi di museum. Situs museum geologi San Bernardino menyebutkan bahwa:
·    Koleksi geologi menampilkan sejarah geologi Bumi, termasuk sejarah perubahan iklim dan bentuk-bentuk mahluk hidup.
·    Koleksi geologi membantu kita memetakan lokasi-lokasi sumber daya alam dan kekayaan keanekaragaman hayati di muka bumi
·    Koleksi geologi memiliki informasi kunci yang kita butuhkan untuk melindungi sumber daya alam yang kita miliki.

Museum-museum kegeologian di lingkungan KESDM didirikan atas dasar pemikiran pentingnya masyarakat mengetahui kondisi geologi tempat tinggalnya, di samping juga mengingatkan kita bahwa kita memilki kekayaan alam berlimpah sekaligus potensi bencana yang tidak dapat dianggap remeh.
Museum Tsunami di Banda Aceh dapat mengingatkan kita betapa dahsyatnya kekuatan alam. Museum Karst di Wonogiri menampilkan bentangalam unik dan kekayaan keanekaragaman hayati di kawasan karst. Informasi semacam ini dapat digunakan untuk menyusun rencana konservasi kawasan tersebut. Demikian pula halnya dengan Museum Gunungapi Merapi dan Batur. Keduanya memberikan informasi berharga tentang gunungapi, khususnya Gunung Merapi dan Gunung Batur, mulai dari bencana yang ditimbulkannya hingga ke manfaat yang dihasilkannya. Dengan mengetahui semua itu kita dapat mengantisipasi kejadian bencana melalui upaya-upaya mitigasi, sekaligus juga melakukan konservasi di kawasan sekitar gunung-gunung tersebut.

Koleksi batuan, mineral dan fosil di Museum Geologi di Bandung juga tak kalah pentingnya. Semuanya menjadi informasi edukatif yang sangat kaya bagi para pembelajar yang datang ke museum. Stanley (2004) mengelompokkan nilai penting koleksi geologi ke dalam lima kategori nilai, yaitu:
1.    Research value
Dari sisi penelitian, koleksi geologi dapat digunakan untuk mengukur perubahan iklim dan keanekaragaman hayati secara global. Koleksi geologi juga bermanfaat ketika para ahli akan melakukan eksplorasi sumber daya alam (misalnya digunakannya biostratigrafi dalam eksplorasi minyakbumi), penelitian batuan dan mineral untuk bahan bangunan, penelitian sejarah Bumi dan sejarah kehidupan di Bumi, serta penelitian mineral untuk membedakan mineral asli dengan mineral sintetis.
2.    Cultural value
Hobi mengumpulkan aneka koleksi geologi (batuan, mineral, fosil) dapat menjadi ajang kumpul-kumpul dan silaturahim antarsesama penggemar koleksi dimaksud.
3.    Financial value
Batuan, mineral dan fosil yang memiliki keunikan tertentu biasanya memiliki nilai tinggi sehingga harganya mahal.
4.    Educational value
Koleksi geologi dapat dijadikan sumber pelajaran dan pendidikan, terutama dalam lifelong learning di museum.
5.    Entertainment value
Batuan, mineral, dan fosil yang bentuk dan warnanya indah memiliki nilai estetik bagi siapapun yang memandangnya.
*****
Bahan bacaan:
ICOFOM, Key Concepts in Museology, ICOM-UNESCO, 2006.
Stanley, Mick, Standards in Museum Care of Geological Collections, Museum, Libraries and Archives Council (MLA), 2004
*****
Tulisan di atas disampaikan pada Public Lecture tanggal 21 Mei 2011 di Bandung dalam rangka Hari Ulang Tahun Museum Geologi dan Hari Museum Internasional