REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyimpanan koleksi (storage) Museum Sonobudoyo selama ini berantakan. Padahal dari hasil evaluasi sebelumnya, storage
ini paling rawan. Ada koleksi yang terpisah-pisah yang harusnya jadi
satu kesatuan. Koleksi wayang ditumpuk dan hanya dimasukkan ke box
penyimpanan, tidak ada upaya untuk mengonservasi.
Hal itu
dikemukakan Ketua Tim Evaluasi Museum Sonobudoyo, Dr Daud Aris, Jumat
(16/3). "Inventarisasi museum Sonobudoyo yang ada selama ini
'bolong-bolong', ada yang tempatnya tidak diketahui, ada yang untuk
pameran dan sebagainya," kata dia.
Koleksi museum Sonobudoyo,
selain perekaman datanya tidak baik, kondisinya juga tidak bagus.
Bahkan, kata dia, ada tempat penyimpanan yang kurang layak, terutama
terlalu banyak terkena cahaya, sehingga koleksinya berubah warna.
"Secara
sekilas, sampai sekarang, sekilas sudah ada beberapa benda koleksi
terutama tekstil yang rusak. Tapi, saya baru mengamati sekilas dari
luar. Saya belum tahu di dalamnya seberapa banyak yang rusak," jelas
Daud.
Karena itulah, timnya bakal menghadapi banyak pembenahan di
dalam museum. Dia merancang penataan museum dengan berbagai macam
program, misalnya motivasi dan storage. Untuk tahap awal, kata dia,
sebagaimana program yang sudah dijanjikan kepada Gubernur DIY Sultan
Hamengku Buwono X, dilakukan inventarisasi yang dimulai Maret 2012.
Diharapkannya,
pada Agustus program inventarisasi selesai. Setelah itu, barulah bisa
diperhitungkan berapa ruang yang dibutuhkan dan koleksi yang perlu
dipajang. Diakui Daud untuk penataan total museum Sonobudoyo perlu waktu
agak lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar