Sebagian besar museum di Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta kurang interaktif, karena belum mampu mengomunikasikan nilai-nilai penting benda koleksinya kepada masyarakat.
“Akibatnya, museum sekadar berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda kuno tanpa mampu berinteraksi dengan pengunjung,” kata pemerhati museum dari Universitas Gadjah Mada Sektiadi, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, sebagian besar museum yang ada saat ini kurang interaktif, tidak menghibur, dan dikelola seadanya.
“Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat yang enggan berkunjung ke museum, karena dari segi pengemasan saja tidak menarik. Begitu pula dari segi pemasaran yang tidak dibarengi promosi,” katanya.
Ia menilai saat ini banyak museum dikelola oleh tenaga yang kurang profesional di bidangnya, padahal yang diperlukan kreativitas untuk menjadikan museum sebagai daya tarik pariwisata.
“Museum harus dikelola dengan mengedepankan fungsi edukasi atau interaksi, dokumentasi, konservasi, dan tata pameran,” katanya.
Ia mengatakan jika dikelola dengan baik, museum dapat menjadi semacam laboratorium yang kaya dengan data tentang budaya dan peradaban manusia.
Pemerintah telah mencanangkan 2010 sebagai tahun kunjungan museum, dengan tujuan menjadikan museum sebagai tempat yang memberi pendidikan dan menambah pengetahuan sekaligus objek wisata bagi masyarakat.
Jumlah museum di Indonesia saat ini sebanyak 281 museum, 32 museum di antaranya berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar