Kamis, 29 Desember 2011

Penyuluhan Geologi kepada Guru-guru

Foto: Julimar

Pendaftaran (foto: Julimar)

Suasana diskusi (foto: Julimar)

Briefing sebelum ekskursi (foto: Julimar)

Berangkat menuju Kawah Putih (foto: Julimar)
Program rutin Museum Geologi berupa penyuluhan geologi kepada guru-guru berlangsung di Bandung tanggal 27 Desember 2011. Materi yang diberikan adalah  permuseuman, geologi umum, kebencanaan, dan kearifan lokal Sunda dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan. Pembicara berasal dari Badan Geologi dan Jurusan Antropologi UNPAD. Penyuluhan dilanjutkan dengan ekskursi ke Kawah Putih (Ciwidey) keesokan harinya. Peserta yang diundang kali ini adalah guru-guru sekota Bandung namun tidak sedikit guru yang datang dari luar kota Bandung. Rupanya mereka saling memberi tahu antarteman dan ini menjadi indikasi bahwa penyuluhan geologi oleh Museum Geologi sangat diminati. Panitia sampai kewalahan menghadapi peserta yang tidak terdaftar di panitia (datang mendadak/tanpa konfirmasi). Semoga apa yang diberikan oleh pemateri dapat bermanfaat bagi para guru dan murid-muridnya.

Senin, 19 Desember 2011

Peresmian Museum Sangiran

Museum Situs Manusia Purba Sangiran diresmikan pembukaannya pada tanggal 15 Desember 2011 di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Berita tentang hal ini dapat dilihat di sini.

Peresmian kemudian diikuti dengan Konperensi Internasional bertajuk "Sangiran Site: 75 Years After the First Hominid Discovery". Konperensi ini diikuti oleh 119 peserta dari 9 negara (termasuk Indonesia).  Kepala Museum Geologi beserta empat orang stafnya mengikuti konperensi tersebut. 

Sambutan Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (foto: Julimar)

Suasana seminar (foto: Julimar)                                                                                              


Presentasi Unggul P. Wibowo (foto: Julimar)
Salah seorang staf Museum Geologi, Unggul P.Wibowo, menjadi pemakalah dan menyajikan makalah dengan judul Fluorine Content Analysis of Some Fossilizwd Bones from Different Areas di Java, Indonesia.

Minggu, 11 Desember 2011

Museum dan Dunia Modern

Relevansi Museum dalam Dunia Modern

Oleh: museumku | 8 Mei 2011

epochtimes.co.id, Selasa, 3 Mei 2011 – Kebanyakan orang pasti menyukai menonton film-film box office di bioskop, maupun menonton pertunjukan-pertunjukan live music. Tetapi jika ditanya tentang museum, mereka pasti akan menjawab: tidak. Bagi anggapan kebanyakan orang, museum hanyalah sebuah bangunan dengan lantai berdebu, penuh dengan tumpukan barang-barang kuno peninggalan masa lalu.

Dan untuk menyiasati hal ini, kini museum-museum di luar negeri sudah mulai banyak melakukan inovasi untuk menarik lebih banyak pengunjung. Diantaranya melalui interaksi dengan menggunakan multi media, display digital, dan bahkan pertunjukan live.


Andrew Sayers, direktur Museum Nasional Australia, yang berbasis di Canberra, mengatakan bahwa museum harus mempertimbangkan kembali bagaimana agar dapat menarik minat publik, yang tentu saja harus relevan dengan kondisi masyarakat sekarang.

Rabu, 07 Desember 2011

Duta Museum

Hari ini duta museum yang baru saja terpilih, Sigi Wimala, berkunjung ke Museum Negeri Sri Baduga, Bandung untuk menghadiri Workshop Gerakan Nasional Cinta Museum. Kota Bandung mendapat kehormatan menjadi kota pertama yang didatangi oleh sang duta. Pada acara workshop tersebut Sigi menjadi pembicara dalam kesempatan talkshow perkenalan dirinya kepada insan permuseuman.

Sigi dalam talkshow yang dipandu Kepala Museum KAA, Isman Pasha (Foto: Julimar)
Dari Museum Sri Baduga Sigi melanjutkan kunjungan ke Museum Geologi. Duta Museum ini dibawa berkeliling di Ruang Peragaan, Ruang Penyimpanan Koleksi,  dan Ruang Preparasi Koleksi. Berikut foto-foto kunjungan Sigi di Museum Geologi.

Di Ruang Sejarah Kehidupan (Foto:Julimar)

Di Ruang Preparasi Koleksi (Foto: Julimar)

Di Ruang Penyimpanan Koleksi (Foto: Julimar)

Di Ruang Geologi Indonesia (Foto: Julimar)
Semoga Duta Museum pertama ini dapat menjadi jembatan untuk mendekatkan museum dengan masyarakat.

Kamis, 01 Desember 2011

Museum maya

Museum maya (virtual museum) belum banyak dikenal di negeri kita. Negara-negara maju sudah membuat dan mengembangkan museum maya ini tanpa kehilangan pengunjung di museum nyata. Kecenderungan umum masyarakat kita yang kurang berminat pada wisata museum membuat banyak pihak khawatir bahwa keberadaan museum maya akan semakin membuat orang enggan berkunjung ke museum nyata. Apa sebenarnya museum maya itu?

Sesuai dengan sebutannya, museum maya hanya ada secara daring (online)di dunia maya. Museum maya atau museum virtual memiliki banyak sebutan, di antaranya museum online, museum digital, museum elektronik, dan sejenisnya. Werner Schweibenz (1998) menyebutkan bahwa museum maya adalah "a logically related collection of digital objects composed in a variety of media.... A virtual museum has no real place or space, and its objects and related informations can be disseminated all over the world.....a virtual museum is essentially a museum without wall." Di bawah ini adalah tampilan portal tiga museum maya terkemuka yang dapat Anda jelajahi di sini.





Sebenarnya dunia pendidikan sangat membutuhkan keberadaan museum maya ini karena museum maya dapat menjadi alat bantu untuk memperkenalkan museum atau semakin mendekatkan museum kepada masyarakat. Menurut Keeler (t.t.) beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari museum maya bagi dunia pendidikan adalah:
1. Membantu siswa melatih keterampilan melakukan presentasi
2. Membantu memotivasi siswa untuk belajar melalui aktivitas yang sangat diminatinya
3. Melatih siswa untuk berpikir fleksibel dan kreatif
4. Membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan visual dan kinestetik
5. Mendorong siswa untuk menulis
6. Menjadi sarana berbagi antara siswa dengan orang tua tentang apa yang dipelajari di sekolah.

Untuk yang tertarik dengan dunia sains silakan gerakkan tetikus Anda ke situs ini.

Siapa yang akan memelopori membuat museum maya di Tanah Air?