Salah seorang staf Museum Geologi yang mengikuti Ekspedisi Lengguru Kaimana berangkat dini hari tadi (8/10/2010).
Ekspedisi Lengguru Kaimana adalah proyek internasional multidisipliner yang diprakarsai oleh Institut de Recherche pour le Developpement (IRD), Prancis . Ekspedisi ini merupakan survei ilmiah yang bertujuan mengidentifikasi ikan air tawar dan melakukan evaluasi awal atas keanekaragaman hayati termasuk satwa liar serta invertebrata air tawar dan sistem bawah tanah di daerah ini.
Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu: biologi, geologi, karstologi, hidrogeologi, paleontologi, antropologi, arkeologi dan logistik berat terlibat dan dikerahkan untuk melakukan investigasi di lima wilayah yang ada di kawasan ini.
Pendekatan multidisipliner ini berkaitan dengan studi tentang evolusi wilayah karst dengan tujuan untuk lebih memahami kemungkinan adanya hubungan antara pembentukan dan evolusi unit-unit karst ini dengan diversifikasi biologis yang diamati. Selain itu, daerah ini telah menjadi titik persimpangan antara Asia dan Australia selama migrasi besar umat manusia . Aspek sejarah umat manusia di kawasan ini masih kurang diketahui, dan penyelidikan biologis yang akan dilakukan di gua-gua juga menjadi kesempatan yang baik untuk penelitian arkeologi.
Sebuah kapal APSOR (Akademi Perikanan Sorong, yang menjadi mitra IRD di Indonesia), berukuran 32 meter dengan 18 kabin, akan menjadi base camp utama untuk tim yang terdiri dari empat puluh orang ini. Wilayah studi akan dicapai dengan menggunakan perahu bermotor melalui sungai utama. Tim akan melakukan investigasi secara mandiri dengan menerapkan teknik-teknik penelitian ilmiah, dan juga teknik penelusuran gua.
Proyek ini menjadi semacam petualangan ilmiah tentang keanekaragaman hayati planet ini, dan ini merupakan kesempatan yang baik untuk menginformasikan dan mengkomunikasikan keanekaragaman hayati tersebut kepada masyarakat umum, khususnya melalui sebuah film documenter. Sebuah situs web dan blog juga dibuat untuk konsumsi siswa dan guru maupun mahasiswa. ■
Para peneliti dari berbagai disiplin ilmu: biologi, geologi, karstologi, hidrogeologi, paleontologi, antropologi, arkeologi dan logistik berat terlibat dan dikerahkan untuk melakukan investigasi di lima wilayah yang ada di kawasan ini.
Pendekatan multidisipliner ini berkaitan dengan studi tentang evolusi wilayah karst dengan tujuan untuk lebih memahami kemungkinan adanya hubungan antara pembentukan dan evolusi unit-unit karst ini dengan diversifikasi biologis yang diamati. Selain itu, daerah ini telah menjadi titik persimpangan antara Asia dan Australia selama migrasi besar umat manusia . Aspek sejarah umat manusia di kawasan ini masih kurang diketahui, dan penyelidikan biologis yang akan dilakukan di gua-gua juga menjadi kesempatan yang baik untuk penelitian arkeologi.
Sebuah kapal APSOR (Akademi Perikanan Sorong, yang menjadi mitra IRD di Indonesia), berukuran 32 meter dengan 18 kabin, akan menjadi base camp utama untuk tim yang terdiri dari empat puluh orang ini. Wilayah studi akan dicapai dengan menggunakan perahu bermotor melalui sungai utama. Tim akan melakukan investigasi secara mandiri dengan menerapkan teknik-teknik penelitian ilmiah, dan juga teknik penelusuran gua.
Proyek ini menjadi semacam petualangan ilmiah tentang keanekaragaman hayati planet ini, dan ini merupakan kesempatan yang baik untuk menginformasikan dan mengkomunikasikan keanekaragaman hayati tersebut kepada masyarakat umum, khususnya melalui sebuah film documenter. Sebuah situs web dan blog juga dibuat untuk konsumsi siswa dan guru maupun mahasiswa. ■
Sumber: www.lengguru.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar