Manusia dianggap salah satu penyebab ekstrinsik atas rusaknya objek koleksi museum. Perbuatan manusia yang menyebabkan kerusakan adalah ketidakpedulian mereka untuk merawat spesimen sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh setiap objek. Termasuk di dalamnya adalah penanganan, perawatan, perbaikan, penyimpanan dan pemindahan yang tidak sesuai prosedur. Ketidakpedulian ini merupakan penyebab terbesar rusaknya sebagian besar koleksi museum.
Pameran fosil gajah Blora di Museum Geologi (www.matanews.com) |
Prosedur standar menangani koleksi/objek di museum di antaranya memakai sarung tangan ketika bersentuhan dengan objek, atau memakai masker. Banyak pegawai museum mengabaikan prosedur standar ini dalam mengelola objek/koleksi museum. Alasannya sepele: gak mau ribet! Padahal prosedur standar tersebut selain melindungi koleksi, juga melindungi diri si pegawai itu sendiri. Tentunya ini jauh lebih penting.
Pemakaian sarung tangan sangat penting ketika menyentuh benda koleksi museum, apapun jenisnya. Sarung tangan dapat menghindarkan keringat mengotori objek. Jika keringat kita jatuh di benda logam maka akan menimbulkan karat pada logam tersebut. Selain itu, sarung tangan juga melindungi kita dari kemungkinan terkena kontaminasi ataupun materi perusak lainnya yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan kita (misalnya alergi debu, atau alergi lain yang disebabkan oleh jasad renik yang menempel pada objek). Museum-museum seni dan arkeologi harus lebih ketat memberlakukan ketentuan ini.
Oleh karena itu area kerja di museum seharusnya terjaga kerapian dan kebersihannya, baik dari debu maupun dari serangga yang dapat menyebabkan kerusakan pada objek. Tempat kerja yang tidak tertata rapi juga bisa mengundang kecelakaan kerja. Misalnya, anda bisa saja tersandung pada satu dua peralatan kerja yang berantakan ketika sedang merekonstruksi sebuah objek. Akibatnya, benda koleksi berharga yang sedang Anda pegang terjatuh, dan hancur berkeping-keping. Demikian pula dengan koleksi fosil. Fosil pun membutuhkan perawatan khusus, terutama membersihkannya dari jasad renik yang menggerogotinya. Yang tidak kalah pentingnya untuk dirawat adalah label koleksi, baik di ruang peragaan maupun di ruang penyimpanan. Jika label rusak dan tidak dapat dibaca lagi maka hilanglah informasi tentang sebuah objek/koleksi museum.
Beberapa pedoman yang dapat digunakan jika akan memindahkan objek di museum:
- Jika akan memindahkan sebuah objek, maka objek tersebut harus ditempatkan dalam wadah/nampan yang stabil.
- Jika perlu, ganjallah objek dengan busa atau styrofoam untuk menjaga kestabilannya ketika dipindahkan.
- Jangan mengangkat objek dengan tangan kosong (tanpa wadah, ataupun pelindung).
- Jika memindahkan objek, jangan mengangkat di bagian yang rawan patah/pecah. Untuk fosil, peganglah di bagian yang paling masif (jangan di sambungan sendi, ataupun di ujung objek).
- Pindahkan objek satu per satu. Jangan memindahkan beberapa objek sekaligus, apalagi dengan cara ditumpuk satu sama lain.
- Objek yang panjang (misalnya fosil gading gajah, atau fosil tulang-tulang panjang) harus dibawa/dipindahkan dengan posisi horisontal.
- Objek yang sangat berat harus diangkat oleh sejumlah besar orang yang disesuaikan dengan berat objek tersebut. Kerja sama tim sangat diperlukan ketika mengangkat objek-objek berukuran besar dan berat (misalnya pemindahan fosil tengkorak gajah Blora).
- Jika akan memindahkan objek dari tempat yang berbeda suhu dan kelembabannya, maka pengepakan dan penempatan objek tersebut di tempat baru harus mempertimbangkan perbedaan tersebut.
Kesimpulan
Area penyimpanan di sebuah museum harus dijaga kebersihan dan kerapiannya sebagaimana halnya di ruang peragaan. Setiap objek harus disimpan berdasarkan kategori masing-masing. Hal ini untuk memudahkan pencarian dan perawatan. Objek sejenis tentunya membutuhkan perawatan serupa. Beberapa jenis objek membutuhkan suhu dan kelembaban khusus, maka simpanlah objek tersebut di ruangan yang memang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
Area penyimpanan di sebuah museum harus dijaga kebersihan dan kerapiannya sebagaimana halnya di ruang peragaan. Setiap objek harus disimpan berdasarkan kategori masing-masing. Hal ini untuk memudahkan pencarian dan perawatan. Objek sejenis tentunya membutuhkan perawatan serupa. Beberapa jenis objek membutuhkan suhu dan kelembaban khusus, maka simpanlah objek tersebut di ruangan yang memang dirancang khusus untuk keperluan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar