Museum menampilkan memori kolektif umat manusia, baik pencapaian ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang membanggakan maupun sisi lain kebudayaan yang membuat getir siapapun. Museum Apartheid menampilkan sisi getir sejarah umat manusia. Tulisan di bawah dipinjam dari kantor berita Antara. Selamat merenung!
Museum Apartheid, Jejak Kegelapan Masa Lalu Afsel
Jumat, 9 Juli 2010
Atman Ahdiat
Museum Apartheid, Jejak Kegelapan Masa Lalu Afsel
Jumat, 9 Juli 2010
Atman Ahdiat
Foto: www.tripadvisor.com |
Foto: etours.co.za |
Johannesburg (ANTARA News) - "Kulit berwarna dianggap lebih baik dari penduduk asli (kulit hitam) yang hampir berada di tingkat paling dasar kehidupan manusia. Mereka menjadi objek eksploitasi dan hidup dalam kemiskinan dan penuh penderitaan."
Demikian salah satu dari sekian banyak tulisan yang menghiasi dinding di dalam ruangan Museum Apartheid di Johannesburg.
Di sudut lainnya, juga terdapat cerita bagaimana Willie Vickerman, seorang anak yang harus menerima kenyataan dikategorikan sebagai masyakarat kelas berwarna (coloured) hanya karena ia berayah seorang kulit putih dan ibu kulit hitam.
Ketika bekerja di perusahaan kereta api, ia pun menerima posisi dan jabatan sebagai seorang kulit berwarna, memiliki tanah khusus untuk kulit berwarna, dan pajak pun dikategorikan berdasarkan warna kulit.
Masih banyak cerita-cerita yang menggambarkan ketidak adilan sistem pemerintahan apartheid yang membagi umat manusia ke dalam tiga kelompok, yaitu kulit putih (white), berwarna (coloured) dan hitam (black).
COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di handphone anda http://m.antaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar