Aktivitas subsistensi manusia prasejarah
Pada tahap ini manusia hampir sepenuhnya tergantung pada alam. Manusia pada waktu itu hidup dari hewan buruan dan tanaman liar (belum dibudidayakan). Dengan kondisi seperti itu maka mereka lebih sering hidup berpindah tempat mengikuti musim tumbuhan tertentu, pasokan air dan perpindahan hewan buruan. Masyarakat perburu dan peramu seperti ini umumnya hidup berkelompok dengan jumlah anggota tidak banyak.
Pembudidayaan hewan dan tanaman
Pada masa ini manusia mulai mengetahui bahwa hewan dan tanaman dapat dibudidayakan dan itu akan mengurangi ketergantungan mereka pada lingkungan karena mereka dapat menyediakan sumber makanan tanpa harus mengikuti perpindahan binatang ataupun musim tumbuhan tertentu. Dengan demikian mereka dapat hidup menetap sambil memelihara hewan dan merawat tanaman pangan. Akibat dari perubahan kebiasaan dari hidup berpindah ke kehidupan menetap jumlah penduduk menjadi bertambah banyak. Pertambahan penduduk menyebabkan adanya spesialisasi pekerjaan karena orang tidak lagi dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan subsistensinya seorang diri. Kehidupan bermasyarakat menjadi kompleks.
Perubahan pola subsistensi ini tampaknya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya saja menipisnya binatang buruan karena sebab-sebab alamiah, bertambahnya jumlah penduduk sehingga hewan yang ada tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, atau terjadinya perubahan iklim. Selain faktor-faktor tersebut para ahli berpendapat bahwa perkembangan perekonomian prasejarah tidak saja tergantung pada perubahan-perubahan dalam alam dan habitat manusianya tetapi juga tergantung pada penciptaan alat-alat yang lebih efektif dalam rangka memperoleh makanan, terutama dalam memproduksi makanan (bukan hanya dalam mengumpulkan makanan saja (Fagan, 1975). Alat-alat yang dibuat oleh manusia prasejarah selama rentang sejarahnya yang panjang merupakan sarana yang digunakannya untuk mengatasi keterbatasan anggota badannya dan memperluas pemanfaatan lingkungan (Fagan, 1975).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar